Ceritanya, 23 April 2011 lalu Desy dipersunting oleh Erwin, seorang pegawai Depag DIY, sosok yang dikenalnya saat kuliah di kota gudeg itu. Namanya juga adik ketemu gede, tak pelak saya dan detya pun mudik demi menghadiri pernikahannya.
Jauh sebelum itu, Desy sudah merengek minta dibuatkan kebaya. Tapi ... Desy benar-benar baru datang ke Jakarta dan belanja kain hanya sebulan sebelum hari H pernikahannya ! Maka, saya pun sibuk keluar masuk toko di pasar mayestik mencari kain yang sesuai dengan keinginannya.
Desy yang sederhana, menurut saja saat saya sarankan mengenakan brokat warna pink berpadu benang emas untuk kebaya yang akan dikenakannya saat malam midodareni. Wuakakakakak ... sebenarnya warna pink kan warna kesukaan saya. Tapi, berdasarkan pengalaman, untuk kulit Desy yang sama dengan kulit saya yang jauh dari putih, maka warna pink lumayan ramah dengan kulit kita. Sementara untuk kebaya akadnya, Desy memilih kain brokad sederhana, tapi tetap dengan sentuhan warna pink.
Setelah membekali dengan sketsa disain untuk masing-masing kebaya midodareni dan akad, Desy pun pulang ke Tegal. Brokad dustyn pink yang sesungguhnya agak kalem warnanya pun menjadi mewah saat saya padukan dengan vooring shocking pink cenderung fusia. Jujur saja, saat malam midodareni itu Desy asli cuantik sekali (saya sebel nih mengakuinya ...) hehehehe ....
Desy yang agak 'sehat' bobotnya pun berhasil mengurangi berat tubuhnya, sehingga kebayanya perlu diperkecil cukup signifikan. Hasilnya, Desy dengan kebaya pinknya asli cuantik dan 'nendang' banget deh ayunya persis seperti midodaren (bidadari). Jadi, segala sesuatu tidak harus mahal, sederhana pun bila dikemas dengan baik, hasilnya tak kalah mewah kan ? Termasuk, membuat kebaya, memilih kain yang tepat, motif yang tepat dan disain yang tepat mampu menghasilkan sebuah kebaya yang layak tayang untuk hari istimewa ... Selamat buat Desy deh, Selamat menempuh Hidup Baru, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah ... Amin.